A. Pengantar
Tiga pilar
interaksi (TPI) merupakan ketrampilan luar biasa manfaatnya bila kita mampu
menerapkannya dengan baik dan benar. Tiga pilar interaksi tersebut adalah: 1) Menghormati harga diri saudara dan
menjaga rasa percaya diri orang lain/saudara. 2) Mendengar dan merespons bahasa
verbal dan non verbal. 3) Membangun sinergi dalam menyelesaikan masalah
Ketrampilan
dasar yang perlu dimiliki agar mampu menerapkan tiga pilar interaksi adalah
kemampuan memberi dan menerima umpan balik (feedback). Tanpa kemampuan ini,
dapat diibaratkan sayur tanpa garam, akan terasa hambar. Semoga dengan belajar
dan berlatih proses “UMPAN BALIK” relasi menjadi semakin efektif dan menjadi
hidup persekutuan kita menjadi hidup yang membahagiakan dan memperkembangkan
satu sama lain.
A. Umpan Balik
Komunikasi
merupakan proses penting dalam hidup setiap pribadi sejak dia hadir ke dunia
dan kembali kepadaNya. Proses komunikasi merupakan proses yang melekat ada
dalam hakikat kita sebagai manusia, makluk sosial. Proses tumbuh kembang yang
otentik sudah pasti menempatkan komunikasi sebagai proses penting yang tak
boleh diabaikan.
Banyak aspek
dalam proses komunikasi, pada kesempatan ini pembahasan dibatasi seputar umpan
balik. Hal penting dalam proses komunikasi adalah adanya umpan balik.
Komunikasi tak akan berjalan lancar dan menumbuhkan masing-masing pribadi yang
berkomunikasi bila kurang mampu menerapkan umpan balik yang efektif. Umpan
balik terdiri atas 2 proses: Proses
memberikan umpan balik dan Proses menerima umpan balik
C. Memberikan Umpan Balik
1. Apa yang harus anda lakukan?
*
Bersikaplah tulus dan jujur serta jaga harga
dirinya.
* Berkatalah hanya tentang apa yang nyata-nyata
telah terjadi atau diperbuatnya, tanpa pretensi, tanpa praduga, tanpa ada udang
di balik batu.
*
Berkatalah secara spesifik tentang hal-hal yang
dibicarakan saja, bukan tentang orangnya.
* Pujilah hanya hal-hal yang secara tulus Anda
nilai baik dan pantas dipuji untuk meningkatkan/menjaga rasa percaya dirinya.
* Bantulah dia mengoreksi hal yang perlu
diperbaikinya dengan memberikan alternatif perbaikan dan akan lebih sempurna
jika dilengkapi dengan contoh kasus.
*
Mulai dan akhiri umpan balik anda dengan nada
dan kata-kata positif
2. Apa yang tidak boleh anda lakukan?
*
Memberikan umpan balik tanpa ketulusan hati,
ungkapan yang kabur dan tak mendorong perbaikan.
*
Mengatakan baik tentang sesuatu yang tidak anda
yakini.
*
Menerka motif perbuatan/tindakannya.
*
Mengomentari yang tersirat, bukan yang tersurat.
* Terlalu memfokuskan pada hal negatif saja, atau
positif saja, yang akan memberi kesan bahwa anda punya pretensi; ingin
menjilat, atau ingin menangguk di air keruh?
D. Menerima Umpan Balik
1. Apa yang harus dilakukan?
* Dengar dengan penuh perhatian, bagaikan anda
yang sedang berkaca di depan cermin, seolah-olah sedang melihat wajah dan tubuh
anda tengah dipantulkan kaca di meja rias anda
*
Ada baiknya meminta contoh kasus yang spesifik
jika dia belum memberikannya.
* Ambil hikmahnya, sepahit apapun itu. Anggaplah
itu sebagai jamu pahit dan kesat yang nanti akan menyegarkan dan menyehatkan.
* Terimalah sebagai pelajaran bermanfaat, dan di
atas segalanya itu jagalah serta kendalikanlah emosi untuk tetap tenang (calm)
*
Berterimakasihlah atas kesediaannya memberikan
umpan balik agar lain kali dengan senang hati akan memberi anda umpan balik
lagi. Jangan buat dia “kapok”.
2.Apa yang tak boleh dilakukan?
*
Menghentikan umpan balik dengan cara apapun
*
Membela diri seketika itu juga, misalnya dengan
menginterupsi.
* Menceritakan pengalaman anda atau orang lain
untuk mengimbangi atau melecehkan umpan balik tersebut.
*
Memberikan ekspresi wajah dislike atau nada
bicara yang memberi kesan anda tidak senang dengan umpan balik itu.
E. Kejujuran dan Kepercayaan
* Kejujuran memiliki relasi timbal
balik dengan kepercayaan. Semakin orang mengupayakan kejujuran; semakin orang
tersebut memperoleh dan layak menerima kepercayaan sepenuhnya dari orang lain
ketika terjadi interaksi.
* Demikian pula sebaliknya, semakin
ketidakjujuran itu meningkat dalam proses interaksi, maka kepercayaan yang
diterimanya semakin menurun pula. Maka dalam memberikan dan menerima umpan
balik harapannya kedua proses tersebut dilandasi sikap KEJUJURAN, sehingga kita
akan menerima dan pantas dipercaya dalam proses komunikasi/interaksi.
POSISI JENDELA I
-
Tingkat
kejujuran sangat tinggi dengan tingkat DIPERCAYA yang sangat tinggi pula
-
Semakin
tinggi tingkat kejujuran seseorang, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan
yang diterimanya. Kira-kira 25 % masyarakat berada pada jendela tersebut.
POSISI JENDELA II
- Tingkat
kejujuran yang cukup tinggi dan sangat tinggi, tetapi kurang dipercaya; 25 %
masyarakat demikian.
- Ada
kalanya orang jujur dinilai berbohong sehingga dilecehkan oleh orang-orang yang
bekum mengerti kejujurannya. Amat disayangkan, kerap disebabkan karena
interaksi yang kurang proporsional, dengan demikian orang perlu memperbaiki
pola interaksinya
- Sebaiknya
berteguhhati mempertahankan kejujurannya seraya berusaha dengan sabar
menciptakan kondisi yang mengarah kepada perubahan posisi jendela 1. Apabila
konsisten dengan kejujurannya, pihak lain pun akan segera menyadari hal itu. Yakinlah
alam selalu memihak kepada yang baik serta benar dan akan memberikan tempat
baik kepada kejujuran.
POSISI JENDELA III
- Menggambarkan
tingkat ketidakjujuran yang cukup tinggi dan sangat tinggi, tetapi dipercaya,
dilakukan 25 % masyarakat
- Ada
kalanya orang bohong dikira jujur, sehingga dipercaya oleh pihak-pihak yang
belum melihat dan peduli terhadpa kebohongan itu.
- Sayang
sekali terjadi, disebabkan kelihaian seseorang dalam berbohong, sehingga
pendengar terpedaya.
- Kebohongan
pertama memerlukan kebohongan kedua, kebohongan kedua memerlukan kebohongan
ketiga. Setiap kebohongan ditutup dengan kebohongan berikutnya, demikianlah
seterusnya sampai kebohongan itu terbongkar. Sepintar-pintar orang memeram
mempelam, baunya akan tercium juga. Sepintar-pintar tupai melompat, sekali
waktu akan terpeleset juga.
- Orang
yang berbohong itu bertyanggungjawab kepada Tuhan dan manusia; dia akan jatuh
ke posisi 4, yaitu dilecehkan pendengarnya/masyarakatnya. Yakinlah, yang busuk
akan tercium juga.
- Alam
tak memihak kepada kebohongan, dan akan memberikan tempat buruk bagi
ketidakjujuran.
POSISI JENDELA IV
-
Menggambarkan
tingkat ketidakjujuran yang sangat tinggi, dan tingkat TIDAK PERCAYA yang
sangat tinggi.
- Semakin
rendah tingkat KEJUJURAN seseorang, semakin rendah pula tingkat KEPERCAYAAN
yang diterimanya, sehingga reputasi yang bersangkutan jatuh, ada yang sampai
titik nol. Kira-kira 25 % masyarakat anggota masyarakat mengidap penyakit ini;
berada posisi jendela 4.
Hitler mengatakan,”semakin
besar suatu kebohongan, semakin mungkin untuk dipercaya.” Akhirnya sejarah
mencatat, kehancuran yang ditimbulkan kebohongannya sungguh luar biasa. Tak ada
yang lebih mulia daripada tetap menabur kejujuran agar menuai kepercayaan.
Berbicaralah secara spesifik dan tulus, mendengarkan dengan pikiran positif,
serta meresponslah secara empati. Dengan begitu, sempurnalah kiat anda menerima
dan memberi umpan balik.
*) Sumber bahan
Raja Bambang Sutikno,
MBA,. 2007.The Power of Empathy in
Leadership (to enhance long-term company performance).Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Tama.hal.131-136.