“Berjalan bersama Maria” merupakan tema
khusus kami renungkan sebagai komunitas formasi di bulan Oktober ini. Komunitas
novisiat, yakni para novis tahun kanonik bersama frater magister dan Fr.
Canisius melakukan ‘peziarahan Maria ke Gua Maria Lourdes Puhsarang Kediri’
pada hari Jumat-Sabtu, 19-20 Oktober 2012 yang lalu. Peziarahan kami mulai
sesaat tiba dari Malang di komunitas St. Yoh. Berchmans Kediri. Dengan
menyusuri jalanan kota Kediri kami melakukan peregrinasi menuju Gua Maria
Puhsarang Kediri. Seraya dalam
keheningan, dan doa yang terlantunkan kami langkahkan menuju perjumpaan.
Perjalanan ini berlangsung selama 2 jam 15 menit. Sepanjang perjalanan kami
menjumpai aneka pribadi ramah yang tersenyum ramah, menyapa sejuk di dinginnya
malam itu. Temaran lampu, kesunyiaan malam dan desiran suara pribadi yang
senyam tertidur menyertai tapak langkah perjalanan ini.
Pada puncak peziarahan kami bersimpuh di
bawah patung Maria. Hati kami terangkat. Bersama Maria, kami haturkan syukur
atas pengalamanan peregrinasi ini. Dalam kesunyiam malam dan temaram lampu gua
yang menemani, kami tunduk memuji Dia dan menyampaikan kecintaan kami pada Ibu.
Selanjutnya, secara pribadi ada
frater-frater yang melaksanakan doa jalan salib dini hari. Istirahat malam itu
amat istimewa. Raga terasa lelah, kami terasa panas; ingin rasanya berbaring.
Kami beristirahat bersama dalam ruang Rosaria dengan selembar tikar tipis.
Nyaman saja rasanya karena badan terasa memberi suasana karena lelah. Pagi
harinya, kami bermeditasi bersama dan ibadat pagi bersama di depan gua. Setelah
menikmati suasana tempat ziarah yang indah dan makan pagi bersama kami dihantar
oleh sopir untuk kembali ke komunitas Kediri. Terima kasih atas pengalaman ini.
Ibu Yang Selalu Hadir dalam Kerapuhan ...
Ibu ..
Teruntai kata tak terucapkan
betapa engkau amat mencintaiku.
Kehadiranmu membuatku berarti.
Engkau tersenyum dan hadir
seraya mengubah hatiku yang kering
Engkau hadir tanpa kata,..
karena hatimulah yang tersandar di hatiku.
Engkau tak memintaku suci,
Engkau tak mengomentari kerapuhanku,
Engkau tak memintaku beres baru menemuimu.
Engkau justru hadir dalam kerapuhanku
Menemani dan menemani..ya menemaniku.
Engkau menopangku yang rapuh.
Engkau hadir dalam sudut hatiku yang kering dan
tak subur ini.
Engkau mengajakku kembali...dan pulang
ke dalam lubuk hatiku yang terdalam dan
berjumpa sendirian dengan Putramu.
Ibu ..terima kasih. Matur sembah nuwun.