Aku berjalan dalam kesendirian
Aku berjalan dalam kesendirian meniti hatiku yang terdalam. Kutemukan pertanyaan "apa yang sebenarnya Tuhan maui atas diriku ?". Tak kutemukan jawaban pasti, hanya kesunyian dan desiran lembut rasa hati yang selalu menelisik dalam. Dalam kesendirian aku terus terusik dan terusik seolah hatiku tak kan tenang bila berjumpa dengan si DIA yang selalu "menggetarkan" hatiku.
Dia menyentuhku secara sederhana
Suatu siang kira-kira pukul 10.00, saat aku berdua dengan ibuku, terlontarlah sebuah cetusan menggoda, "Piye nggih..mengko nek ibu bapa sedo, yang memimpin sembayang kuwi putrane sing dadi romo. Terus seng sembayang neng sisih kiwo adalah putrine berjubah putih, neng sisih tengen putrane seng dadi frater yo nggawe jubah putih". (terj. "Bagaimana ya..besok-besok kalau ibu bapak meninggal yang memimpin doa adalah anaknya yang jadi romo, kemudian yang sembahyang sebelah kiri anaknya putri yang jadi suster sedangkan yang kanan adalah putranya yang jadi frater dengan jubahnya". Ibu menjawab "la bagaimana nanti, khan gak ada cucu..?. Pembicaraan berhenti.
Tuhan menyentuhku dalam kesederhanaan bapak-ibuku yang memberikan diri bagi semua orang tanpa hitung-hitung. Pengalaman berbagi dengan semua orang membuatku tergerak untuk melakukan yang sama. Aku tersapa oleh pengalaman sederhana mereka. Aku berani memilih dan melangkah serta yakin bahwa pilihan ini tidak salah. Pilihan ini kupilih karena aku sangat mengasihi mereka. Aku menjadi semakin mencintai DIA karena kasih yang mereka berikan. Ternyata peristiwa sederhana siang itu terwujud. Tanggal 10 Juni 1997 aku diantar ibuku ke Kediri untuk memulai masa postulat. Sehari sesudahnya adikku diantar ke Seminari Menengah Garum Blitar untuk memulai pendidikan Imam Setahun kemudian kakakku menyusul memulai pendidikan calon suster. Sekarang adikku hampir ditahbiskan dalam Tarekat Imam Hati Kudus Yesus (SCJ) kalau tidak halangan bulan Februari 2009 akan ditahbiskan. Kakakku sudah kaul kekal di Kongregasi Suster-suster Abdi Roh Kudus (SSpS) dan mendapat tugas misi di Filiphina Selatan. Aku sendiri di Kongregasi Frater-frater Bunda Hati Kudus.
Tuhan Berkatilah Mereka Selalu
Bapa yang baik ..
Engkau memanggilku satu persatu...
Entah apa yang salah padaku, pada keluargaku...
Tak dapat kutemukan jawaban yang pasti atas semuanya itu.
Pertanyaan menggelitikku "Apakah malaikat Gabriel "kesasar" (tersesat)
sehingga dalam membawa pesan panggilan larinya ke rumahku?".
Aku tak mampu memahami misteri agung cintaMu
atas diriku, adikku, kakaku, bapak-ibuku.
Satu hal yang kuharapkan selalu, gantikanlah tempatku di hati Bapak-Ibuku.
Isilah kekosongan hati mereka, karena harus mengikuti pilihan
Bunda Maria Bunda Hati Kudus yang juga dengan rela hati menerima
kehadiran PutraMu ke dunia.
Berkatilah mereka selalu ..
Kuatkanlah mereka bila mereka mengalami kesepian dalam hari-harinya..
Tuhan Yesus sahabatku, Engkau memanggilku, adikku,
kakakku, dampingingi mereka...
Berkah Dalem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar