Frater Maria Titus Sutrisno dari Kongregasi Frater-Frater Bunda Hati Kudus (BHK) berbicara dengan UCA News setelah menghadiri Temu Kaum Muda Vincentian (TKMV) IV, yang diadakan 26 hingga 28 Oktober di Seminari Tinggi CM (Kongregasi Misi) Beato Ghebre Mikhael di Malang.
Pada pagi di hari kedua pertemuan itu, 95 kaum muda dari paroki-paroki yang dikelola CM, kelompok-kelompok social CM, serta keluarga Vincentian, termasuk kongregasi dari Frater Sutrisno itu, pergi ke pasar-pasar dan jalan-jalan untuk menemui orang miskin dan menanyakan apa perasaan mereka dan apa yang menyebabkan mereka menjadi miskin.
Frater Sutrisno pergi ke sebuah pasar, di mana ia bertemu juru parkir, tukang becak dan pengemis. “Awalnya, saya was-was. Saya khawatir tidak diterima mereka. Namun setelah memperkenalkan diri sebagai seorang yang ingin bersahabat dengan kaum miskin, mereka langsung menyambut saya. Mereka menerima saya seperti saudaranya sendiri,” katanya mengenang.
Seorang perempuan pengemis men-sharing-kan betapa ia membutuhkan bantuan orang lain tapi mereka menyepelehkan dia, kata frater yang sedang kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Katolik Widya Karya di Malang itu.
Kematian suaminya membuat dia jatuh miskin karena suaminya meninggal tanpa meninggalkan warisan harta selain sebuah rumah sederhana. “Karena tidak memiliki pekerjaan atau keterampilan apapun, ia terpaksa mengemis di pasar itu,” katanya. Frater itu menambahkan, orang miskin yang ia ajak bicara merasa bahagia karena ada orang yang mau mendengarkan keluh kesah mereka.
“Sekarang saya lebih mengerti. Sebenarnya mereka membutuhkan sapaan dari sesamanya. Selama ini mereka merasa dipinggirkan,” kata Frater Sutrisno. Ia mengatakan bahwa ia berjanji untuk mengunjungi mereka lagi.
Ketika peserta pertemuan itu berkumpul lagi di malam hari kedua, mereka mendiskusikan pengalaman pribadi mereka pagi itu. Di hari ketiga, mereka merefleksikan sikap dan kepedulian terhadap orang miskin dalam berbagai bentuk, di antaranya pementasan teater dan pembacaan puisi.
Pastor Aloysius Didik Setyawan CM sudah menjadi penanggungjawab TKMV sejak dimulainya di tahun 2003. Ia mengatakan kepada UCA News pada tanggal 26 Oktober bahwa pertemuan keempat itu bertujuan untuk semakin mengikat persaudaraan peserta untuk mengubah lingkungan sosial mereka berdasarkan semangat kasih Santo Vincentius de Paul.
“Peran kaum muda, terlebih kepedulian mereka bagi yang miskin dan tersingkir, sangat strategis untuk mengubah dunia menjadi lebih baik,” katanya.
TKMV, yang melibatkan peserta berbeda setiap tahun, memiliki tujuan untuk membantu kaum muda meningkatkan kepedulian mereka terhadap orang miskin, menumbuhkan iman mereka, dan membuat jaringan untuk membangun persaudaraan di antara mereka.
Harapan khusus dari pertemuan tahun ini adalah agar orang muda membawa pulang kepedulian mereka terhadap orang miskin dan tersingkir dan meneruskannya kepada sesama kaum muda, kata Pastor Setyawan. “Kita berharap mereka menjadi pelopor semangat Santo Vincentius.”
Peserta-peserta pertemuan yang lalu, kata imam itu, tidak hanya mempraktekkan semangat Vincensian kepada orang miskin yang mereka pelajari dalam pertemuan itu, “tapi juga mengajak teman-teman untuk terlibat dalam karya sosial dan mengikuti TKMV.”
Agatha Putri Andika Permatasari dari Komunitas Orang Muda Katolik (KOMKA) paroki Katedral Banjarmasin mengatakan kepada UCA News ia menghadiri pertemuan itu karena diajak oleh seorang peserta pertemuan tahun lalu.
“Tahun lalu dua orang dari KOMKA mengikuti kegiatan ini. Setelah kembali, mereka mengajak kami melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Dan tahun ini KOMKA mengirim tiga orang anggotanya yang lain,” kata wanita itu.
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu menambahkan, bertemu dengan “teman-teman seiman yang terlibat dalam kegiatan sosial adalah sesuai semangat Santo Vinsentius dan semakin menguatkan iman dan semangat saya agar lebih peduli kepada sesama yang miskin dan tidak berdaya.”
Sebelum menghadiri pertemuan itu ia terlibat dalam karya sosial di wilayah parokinya, namun ia optimis, pertemuan di Malang itu akan mengembangkan kepekaan sosialnya.
Ia mengatakan ia akan “pulang dan mengajak teman-teman lain untuk mulai memberi perhatian kepada kaum miskin dengan cara menyapa mereka untuk tahu apa yang menyebabkan mereka hidup miskin, dan agar bisa melakukan cara yang tepat untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan.”
-END-
diambil dari Merifica
Tidak ada komentar:
Posting Komentar