Kamis, 20 Oktober 2011

Rekoleksi 2: Komunitas: Hidup berbagi Penuh Kepedulian


 Komunitas: Hidup berbagi Penuh Kepedulian
 Oleh : Fr. M. Patrik Totok Mardianto, BHK

Pengantar
§ Rekoleksi bulan ini mengambil tema “Komunitas : Hidup berbagi penuh kepedulian”. Tema ini mengajak kita sebagai anggota komunitas untuk melihat dan merenungkan kembali bagaimana kita “berkomunitas” selama ini.
§ Hidup berkomunitas merupakan ciri utama sebagai penanda dari hidup kita sebagai religius, biarawan. Kalau sebagai penanda, bila ciri utama tersebut kurang nampak sebagai penanda maka keberadaan kita sebagai religius-biarawan sebenarnya perlu kita renungkan secara lebih mendalam.
§ Merenungkan hidup berkomunitas tidak lain juga merenungkan bagaimana kita hidup berdampingan bersama sesama kita selama ini. Pertanyaan utama di awal rekoleksi ini adalah bagaimana hidupku selama ini bersama komunitas ? Apakah aku telah memberikan diriku untuk komunitas ? sudahkah aku menghidupkan komunitas dimana aku berada ? dan hal-hal apa yang apa yang dapat aku timba sebagai kekuatan dalam hidup panggilanku?

Ibadat Pembuka
˜  Tema                                   : Peduli dengan Saudara
˜  Bahan                                  : Matius 18:15-20
       Apakah aku selama ini sungguh “hadir” dalam komunitas sehingga menemukan kekuatannya, khususnya bagi panggilanku?
       Kekuatan kebersamaan apakah yang selama ini aku rasakan ?
       Menurutku, apa yang harus aku usahakan agar komunitasku hidup ?

Refleksi Pribadi 1
˜  Tema                                   : Kerjasama yang efektif dalam komunitas
˜  Bahan                                   : Film Komunitas semut
˜  Pertanyaan reflektif pribadi:
˜ Hal-hal apa yang kiranya dapat kita temukan dalam komunitas semut dalam hubungannya membangun komunitas yang efektif ?




Meditasi Pagi
˜  Tema                                   : Peduli dengan Saudara
˜  Bahan                                  : Matius 18:15-20
˜  Bentuk                                 : M E D I T A S I
Proses Doa Meditasi
1.   Persiapan sebelumnya, bacalah teks kitab suci tersebut pada malam sebelumnya.
2.   Pelaksanaan meditasi
a.   Duduklah dengan tenang, aturlah tubuh dan kesadaran supaya lebih mudah untuk hening.
b.   Berdoalah mohon rahmat dalam meditasi ini, kemudian berdoalah pribadi untuk memulai meditasi
c.    Tenanglah beberapa waktu, selanjutnya mulai membaca dan mengendapkan setiap kata dan kalimat kitab suci yang Anda baca. (teks KS ada dibawah ini).
d.   Pada saat mengendapkan, merenungkan kata atau kalimat, kaitkanlah dengan hidup Anda. Bila dirasa cukup, berpindahlah ke kalimat atau kata berikutnya.
e.   Bila dirasakan cukup waktunya dan teks sudah direnungkan semua, coba kembali lagi untuk merasakan beberapa penemuan diri selama refleksi tadi.
f.    Selanjutnya, berdoalah secara pribadi kepada Tuhan atas penemuan ini. Ucapkan syukur kepada-Nya.
g.   Tutuplah dengan doa bapa kami secara perlahan kata demi kata.
h.   Tutuplah dengan doa singkat lalu diakhiri dengan tanda salib.
3.   Gambarlah “sesuatu” sebagai ungkapan dari buah refleksi Anda. Kemudian sharingkan dengan konfrater yang lain mengapa demikian ?


Pembacaan diambil dari Injil Matius 18:15-20
Tentang menasehati sesama saudara

15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
18  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.
19  Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
20  Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.



Refleksi Pribadi 2

14 RAHMAT DASAR HIDUP MEMBIARA

MEMBANGUN KOMUNITAS: SEBUAH RAHMAT YANG MENGALIR TIADA HENTI
 Sebuah komunitas dibangun melalui sebuah rahmat yang mengalir: rahmat dari kita untuk setiap pribadi dan untuk pelayanan. Hal ini didasarkan pada kesadaran akan Rahmat Allah dalam Diri-Nya kepada kita, dan  undangan-Nya untuk sebuah jawaban bebas.


1.    The gift of presence (rahmat kehadiran-spiritualitas kehadiran): BE THERE! Be present lovingly, attentively, actively.Hadirlah dengan penuh cinta, perhatian dan aktif.
2.    The gift of being yourself (rahmat utk menjadi diri sendiri): jadilah dirimu sendiri. Tuhan tidak butuh kloning,bahkan kloning dari para santo/santa terkenal.Tuhan menginginkan 'keaslian/keunikan' diri kita. Individualitas kita akan memperkaya komunitas.

3.    The gift of listening (rahmat utk mendengarkan): bagikanlah kata-kata, ide, perasaan dan perhatian kita.Dengarkanlah apa yang orang lain katakan dan apa yang sementara terjadi. Dengarkanlah yang tua, yang lampau, yang muda.
4.    The gift of speaking (rahmat utk berbicara): berbicaralah selagi dibutuhkan. Komunitas yang sehat adalah komunitas yang anggota-anggotanya berani mengambil resiko utk berbicara secara terbuka, jujur, langsung dan penuh perasaan. Komunikasi adalah bagian terpenting dalam hidup komunltas, karena dari situ akan terbangun kepercayaan, peneguhan dan membebaskan kita dari rasa terisolasi dan kcsepian.
5.    The gift of believing you are loved (rahmat untuk percaya bahwa kamu dicintai): engkau pantas dicintai dan engkau dicintai. Victor Hugo berkata: “kebahagiaan tertinggi dari hidup adalah pengakuan bahwa kita dicintai.” Dasar dari keyakinan ini adalah perasaan kita bahwa diri kita berarti dan pantas dicintai. Ketika kita memiliki hal ini, kita tidak butuh untuk membuktikan kepada orang lain melalui persaingan, perdebatan, kerja lembur, kebutuhan yang over lewatkuasa, kontrol, dll.
6.    The gift of sensitivity (rahmat kepekaan): pekalah pada kebutuhan dan perasaan orang lain. Luka dan penderitaan adalah konsekuensi yang harus dibayar jika kita mau menjadi pribadi yang peka. Tetapi justru banyak hal baik terjadi di dunia ini karena kehadiran pribadi-pribadi yang mempunyai kepekaan terhadap orang lain. Kepekaan merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah komunitas. Keutamaan lain akan muncul dari rahmat kepekaan ini: kesopanan, simpati, pengertian, kesabaran,kompasion, dll.
7.    The gift of affirmation (rahmat peneguhan): teguhkanlah orang lain. Setiap pribadi butuh peneguhan/afirmasi. Kebanyakan orang itu jauh lebih lemah daripada yang kelihatan. Mereka butuh peneguhan dan perhatian kita. Sebuah sapaan, anggukan, senyum, keramahan akan membuat dunia berubah.
8.    The gift of forgiveness (rahmat pengampunan): ampunilah dan trimalah pengampunan. Rekonsiliasilah! Kita semua butuh mencari pengampunan Tuhan, mengakui keberdosaan kita dan saling mengampuni satu dengan yang lain. Segala bentuk pembaharuan bermula dari pertobatan.
9.    The gift of confrontation (rahmat konfrontasi): konfrontasi dan saling tantanglah satu sama lain. Tunjukkan apa yang terbaik dalam diri orang lain dan tuntutlah dia untuk menghidupinya.Tidak pernah membuat tuntutan bagi orang Iain berarti kita menghancurkan orang itu secara perlahan-Iahan.
10. The gift of service (rahmat pelayanan): hiduplah untuk sesuatu. Komunitas mati jlka para anggotanya adalah pribadi-pribadi yang berpamrih. Komunitas butuh orang­-orang yang mau terlibat dalam perjuangan orang lain untuk memberikan pengharapan dan kegembiraan.
11. The gift of creativity (rahmat kreativitas):lakukanlah sesuatu yang baru. Inilah yang membedakan manusia dan binatang. Komunitas yang anggotanya adalah orang-orang yang kreatif, akan menjadi komunitas yang hidup, penuh rencana dan aktivitas.
12. The gift of leadership (rahmat kepemimpinan): pimpinlah dan taatlah. Para pemimpin adalah pelayan dalam komunltas. Mereka harus menyelaraskan dengan sikap Yesus sebagai pemimpin dalam berelasi dan mengambil keputusan.
13. The gift of laughter (rahmat tertawa): tersenyum dan tertawalah. Jangan buat diri ter!alu serius. Ada begitu banyak alasan untuk tertawa di dalam hidup ini. Tertawa akan meringankan tekanan dan beban hidup sehari-hari. Sense of humor menjadi penting dalam sebuah komunitas.



14. The gift of faith (rahmat iman): iman adalah dasar hidup komunitas; Kita menerima cinta Tuhan dengan penuh kegembiraan dan bagikan itu kepada setiap orang. Kita berkumpul untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan dan memenuhi misi kita. Kita mencari kehendak-Nya di dalam setiap keputusan kita.
"

Pertanyaan Refleksi Pribadi :
Bacalah secara teliti satu persatu dari 14 rahmat yang ada dalam hidup komunitas dan kemudian buatlah refleksi dengan menjawab pertanyaan di bawah ini:
·    Rahmat mana yang paling menonjol/hidup dalam dirimu?
·    Rahmat mana yang paling sulit anda hidupi dan masih menjadi suatu pergumulan yg harus   diperjuangkan? Mengapa ?
·   Menurut pengamatan anda, apakah ke-14 rahmat itu sudah ada dalarn komunitas anda saat ini? Kalau belum semua, rahmat apa saja yang sudah ada/ frater alami dan rasakan? Dapat dijelaskan dan mungkin dengan contoh !

Refleksi Bersama Komunitas
Bahan :
˜ Bahan sharing dapat bertolak dari pertanyaan yang diberikan dari akhir ibadat pembuka, bahan refleksi 1, dan refleksi pribadi 2.


Doa Penutup Rekoleksi

Tuhan Jadikanlah Aku Peduli Dengan Saudaraku

Tuhan yang maha kuasa dan maha baik.
Kebaikan-Mu sungguh kami rasakan dalam hidup kebersamaan bersama saudara-saudara kami.
Kami sadar bahwa hidup bersama itu sulit karena banyak hambatan yang lahir dari keegoisan kami masing-masing.
Engkau ingin kami bersatu, namun kerap kami ingin sendiri.
Engkau ingin kami saling membangun, namun kami selalu meruntuhkan.
Engkau ingin kami peduli, namun justru kami ingin tak peduli.
Engkau ingin turut merasakan hidup saudara kami yang membutuhkan, namun kami hanya ingin menikmati hidup kami sendiri.
Engkau ingin kami senantiasa “bersaudara” , namun kami ingin menolak saudara-saudara kami.
Engkau selalu ingin kami menimba kekuatan melalui kebersamaan, namun kami selalu kesendirian dan terasing.

Tuhan yang baik ...
Engkau selalu ingin yang baik atas kami, atas saudaraku, atas komunitasku dan atas diriku sendiri.
Engkau tak akan pernah lelah mendampingi dan menyakinkan bahwa Engkau sungguh merahmati  kebersamaan kami.
Kami bersyukur karena senantiasa Engkau beri undangan untuk berbagi kasih dan kepedulian.
Tuhan ...jadikanlah aku peduli dengan saudaraku.
Amin

Tidak ada komentar: